Sabtu, 21 September 2024

CARA KONFIGURASI DNS PADA DEBIAN 10

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh, atas rahmat Allah SWT, pada kesempatan kali ini, kita akan belajar bersama tentang cara konfigurasi dns server pada debian 10.Konfigurasi DNS server pada Debian 10 adalah proses pengaturan layanan DNS (Domain Name System) menggunakan perangkat lunak server DNS seperti BIND9 (Berkeley Internet Name Domain). DNS server berfungsi untuk menerjemahkan nama domain yang mudah diingat (seperti example.com) menjadi alamat IP yang digunakan oleh komputer untuk berkomunikasi melalui jaringan.. Semoga tutorial ini bermanfaat dan memudahkan teman-teman dalam memahami langkah-langkah instalasi dan konfigurasi Apache. Mari kita simak!


Pengertian DNS Server

DNS server berfungsi sebagai "buku telepon" internet. Saat pengguna memasukkan nama domain di browser, DNS server bekerja di belakang layar untuk menemukan alamat IP yang sesuai dengan nama domain tersebut. Proses ini dikenal sebagai "DNS resolution".

Kelebihan DNS Server

  1. Kemudahan Akses: Pengguna tidak perlu mengingat alamat IP yang kompleks; cukup mengingat nama domain yang lebih mudah.

  2. Efisiensi Pengelolaan Jaringan: Memungkinkan pengelolaan domain dan subdomain dalam skala besar dengan lebih mudah.

  3. Skalabilitas: DNS dirancang untuk menjadi sistem yang sangat terdistribusi dan skalabel. Ini berarti dapat menangani banyak permintaan dalam waktu singkat dan terus berkembang seiring pertumbuhan internet.

  4. Redundansi dan Keandalan: Sistem DNS global memiliki banyak server yang tersebar di seluruh dunia. Jika satu server gagal, server lain dapat menangani permintaan, meningkatkan keandalan layanan.

  5. Keamanan Tambahan dengan DNSSEC: Beberapa DNS server dapat mengimplementasikan DNSSEC (DNS Security Extensions) untuk memberikan otentikasi data DNS dan memastikan bahwa data tersebut tidak dimanipulasi.

Kekurangan DNS Server

  1. Rentan Terhadap Serangan: DNS server dapat menjadi target serangan, seperti DDoS (Distributed Denial of Service), DNS spoofing, dan cache poisoning. Serangan ini dapat mengganggu akses ke situs web atau mengarahkan pengguna ke situs palsu.

  2. Pemeliharaan dan Pengelolaan: Mengelola DNS server yang kompleks memerlukan sumber daya dan keterampilan khusus. Konfigurasi yang salah dapat menyebabkan downtime atau masalah resolusi domain.

  3. Propagation Delay: Saat perubahan dibuat pada catatan DNS, butuh waktu (propagation delay) untuk perubahan tersebut menyebar ke seluruh server DNS di internet. Ini bisa memakan waktu beberapa menit hingga 48 jam, tergantung pada TTL (Time to Live) yang diatur.

  4. Ketergantungan pada Infrastruktur Lain: DNS server sangat bergantung pada infrastruktur jaringan lainnya. Jika terjadi masalah pada jaringan atau konektivitas, DNS server mungkin tidak dapat diakses atau melayani permintaan.

  5. Keterbatasan pada Manajemen Cache: DNS resolver sering menggunakan caching untuk meningkatkan kecepatan pencarian. Namun, cache ini bisa berisiko menjadi usang (outdated) atau terkena serangan cache poisoning jika tidak dikelola dengan baik.

Secara keseluruhan, DNS server adalah komponen penting dari jaringan internet yang menyediakan cara yang efisien untuk mengakses sumber daya dengan nama domain yang mudah diingat, meskipun memiliki beberapa kelemahan yang perlu diatasi dengan langkah-langkah keamanan dan manajemen yang tepat.

 

Langkah-Langkah :

  • Buka debian, lalu masuk ke root.

  • Selanjutnya ketik perintah "nano /etc/network/interfaces

  • Lalu ketik perintah "/etc/init.d/networking restart" dan ketik perintah "ip ad"
    •  Ketik perintah "apt install bind9 dnsutils", sebelum install, di pastikan ubah iso debian 1 menjadi 2.

    • Lalu ketik "Y" untuk melanjutkan proses instalasi paket DNS Server nya,

    • Setelah selesai proses instalasi paket DNS Server nya, silahkan masuk ke directory /etc/bind dengan cara masukkan perintah "cd /etc/bind" lalu "ls" untuk melihat ada file apa saja di dalam nya,

    • Ketik perintah "cp db.local db.(nama kalian)", lalu ketik "ls".

    • Lalu "cp db.127 db.(oktet pertama ip kalian)", Ipku 211.20.24.14 maka oktet pertama ip aku 211

    • Selanjutnya ketik perintah "nano db.(nama kalian)".

    • Silahkan kalian konfigurasi seperti gambar di bawah ini, jika sudah tekan ctrl+s untuk menyimpan, dan ctrl+x untuk keluar konfigurasinya.

    • Lalu konfigurasi file db.(oktet pertama ip kalian) dengan mengetik "nano db.(okter pertama ip kalian)".

    • Silahkan kalian ubah konfigurasi nya menjadi seperti gambar di bawah ini, jika sudah tekan ctrl+s untuk menyimpan, dan ctrl+x untuk keluar konfigurasi.

    • 20. Selanjutnya ketik perintah "nano named.conf.default-zones".

    • Silahkan kalian scroll ke bawah dan tambahkan baris baru, jika sudah tekan ctrl+s untuk menyimpan, dan ctrl+x untuk keluar konfigurasi,

    • Masukkan perintah "nano /etc/resolv.conf",

    • Masukkan nameserver menjadi IP Server kalian, dan search menjadi nama Domain kalian, lalu ctrl+s untuk menyimpan dan ctrl+x untuk keluar konfigurasi,

    • 24. Silahkan kalian restart konfigurasi bind9 nya dengan memasukkan perintah "/etc/init.d/bind9 restart" dan pastikan sudah muncul "ok",

    • 25. Ketik "systemctl status bind9.service" untuk melihat apakah konfigurasi DNS Server nya sudah running atau belum,

    • Setelah selesai install apache2. Ketik "cd" lalu masukkan perintah "nslookup (IP Server kalian)", setelah itu "nup (user).netslook",
    •Selanjutnya kalian keluar dari debian, lalu pergi ke "control panel" untuk mengecek ip kalian.

    • Kalian tes ip kalian di "cmd", apakah terhubung sama debian kalian.

    • Lalu kalian coba buka browser yang ada di laptop/pc kalian. Saran membuka browser nya jangan Chrome, bukanya dengan opera, firefox, dll. setelah di buka ketik DNS yang kalian buat, seperti punya yang "excel.net"



    Jumat, 13 September 2024

    Cara Konfigurasi Web Server Debian 10

    CARA INSTAL DAN KONFIGURASI WEB SERVER DI DEBIAN 10

     Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh, atas rahmat Allah SWT, Pada kesempatan kali ini, kita akan belajar bersama tentang cara mengkonfigurasi web server Apache di Debian 10. Apache adalah salah satu web server yang banyak digunakan untuk keperluan hosting website. Semoga tutorial ini bermanfaat dan memudahkan teman-teman dalam memahami langkah-langkah instalasi dan konfigurasi Apache. Mari kita simak!


    Pengertian Web Server

         Web server adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk menerima permintaan (request) dari klien, seperti browser web, dan mengirimkan kembali data yang diminta dalam bentuk halaman web. Web server berperan sebagai perantara antara klien (pengguna) dan server yang menyimpan konten website, seperti teks, gambar, video, dan berbagai jenis file lainnya. Ketika pengguna mengetikkan URL di browser, permintaan akan dikirim ke web server untuk mendapatkan halaman web yang sesuai.


    Fungsi Web Server

    • Menyimpan dan Mengelola Konten Web: Web server berfungsi untuk menyimpan, mengelola, dan menyajikan konten website kepada pengguna.

    • Menerima dan Memproses Permintaan: Web server menerima permintaan dari klien (HTTP/HTTPS request), memprosesnya, dan mengirimkan respons yang sesuai.

    • Menjaga Koneksi dan Komunikasi: Web server memastikan komunikasi antara klien dan server berjalan lancar, termasuk menangani permintaan dinamis dengan bantuan aplikasi server-side seperti PHP, Python, atau Node.js.

    • Keamanan: Web server juga dapat dilengkapi dengan fitur keamanan seperti SSL/TLS untuk mengenkripsi data yang dikirim antara klien dan server.


    Kelebihan Web Server

    • Stabil dan Handal: Web server modern seperti Apache, Nginx, dan LiteSpeed dikenal sangat stabil dan jarang mengalami downtime.

    • Kompatibilitas yang Luas: Mendukung berbagai bahasa pemrograman dan platform, sehingga cocok untuk berbagai kebutuhan pengembangan web.

    • Fleksibilitas dan Konfigurasi Mudah: Memungkinkan konfigurasi yang fleksibel sesuai kebutuhan, seperti pengaturan keamanan, optimasi kinerja, dan penanganan lalu lintas.

    • Open Source: Banyak web server, seperti Apache dan Nginx, bersifat open-source dan bebas biaya, memungkinkan penghematan biaya lisensi.


    Kekurangan Web Server

    • Membutuhkan Sumber Daya: Web server bisa membutuhkan sumber daya sistem yang cukup besar, terutama untuk menangani lalu lintas yang tinggi.

    • Konfigurasi yang Rumit: Bagi pengguna pemula, konfigurasi web server bisa menjadi cukup rumit dan membutuhkan pemahaman mendalam tentang sistem operasi dan jaringan.

    • Rentan terhadap Serangan: Jika tidak dikonfigurasi dengan benar, web server bisa menjadi target serangan seperti DDoS, SQL Injection, dan serangan lainnya.

    • Ketergantungan pada Jaringan: Web server sangat bergantung pada koneksi jaringan yang stabil dan cepat. Jika jaringan mengalami gangguan, layanan web bisa terganggu.

    Langkah-langkah :

    • Pertama buka debian 10, kemudian masuk ke root

    • Kedua ketik "nano /etc/network/interfaces" untuk mengecek ip. jika sudah di cek, tekan "ctrl + s" untuk menyimpan dan tekan "ctrl + x" untuk keluar.

    • Ketiga ketik "/etc/init.d/networking restart" dan ketik "ip ad" untuk mengecek ip kalian.
    • Keempat ketik "apt-get install apache2" untuk menginstall apache2 web server tersebut, (sebelum menginstall apache2 web server, usahakan ubah isonya ke debian dvd 1)

    • Ketik "y"
    • Ketik "apt-get install apache2" lagi untuk mengecek apakah sudah terinstall. jika munculnya teks "upgraded 0 newly installed 0 to remove 0 dan not upgrade 0" maka kalian sudah berhasil menginstallnya.

    • Kelima ketik "cd /etc/apache2/sites-available/"

    • Ketik "ls" untuk melihat apa saja di dalam


    • Keenam ketik "cp 000-default.conf (nama kalian).conf"

    • Ketik "ls" lagi, untuk mengecek nama kita sudah ditambahkan atau belum.

    • Ketujuh jika nama sudah ditambahkan, selanjutnya ketik perintah "nano (nama kita).conf".

    • Kedelapan kita ubah yang dibagian serveradmin, disamping kalimat serveradmin ada email asing, kalian hapus email asing tersebut dan merubahnya menjadi email kalian (emailnya terserah namanya, tidak harus email yang kalian miliki di divice kalian). jika sudah di ganti tekan "ctrl + s" untuk menyimpan dan tekan "ctrl + x" untuk keluar.

    • Kesembilan ketik perintah "a2dissite 000-default.conf" untuk menonaktifkan konfigurasi tersebut, lalu ketik "2ensite (nama kita).conf" untuk menyalakan konfigurasi yang kita buat. (jika kalian memiliki masalah ketika menulis perintah kedua tersebut, saat di ketik munculnya "perintah tidak di temukan" kalian dapat melewati langkah ini, dan lanjut ke langkah selanjutnya)
     

    • Kesepuluh ketik "cd /var/www/html/
    • Kesebelas keik "nano index.html", hapus semua codingan html tersebut, dan kalian buat codingan html sendiri. (maaf kalau gambar di atas sama bawah berbeda warna, soalnya saya lupa screen shot saat proses penghapusan codingan html)


    • Keduabelas ketik "/etc/init.d/apache2 restart"
    • Selanjutnya kalian pergi ke control panel untuk melihat ip kalian apakah sudah tersambung ke debian. cara melihatnya mudah tinggal cek di bytes ethernet kalian, jika ada angkanya berarti telah tersambung.

    • Lanjut kalian boleh ke cmd atau tidak, karena untuk tes ip kalian apakah bisa tersambung ke debian tersebut.

    • Langkah ke trakhir kalian pergi ke chrome, atau web penjelajah lainnya, untuk melihat hasil kalian berhasil atau tidak, ketik ip debian kalian di kotak pencarian. (ini tidak memerlukan kuota atau jaringan, karena ini masi localhost)



    Sekian terima kasih telah membaca bloggerku, semoga ilmu yang kuberikan menjadi bermanfaat semuanya, maaf jika tulisan saya ada yang salah.

    Rabu, 04 September 2024

    KONFIGURASI FILE SERVER (SAMBA) PADA DEBIAN 10


     Assalamu'alaikum wr. Wb. Atas rahmat Allah Subhanahu wa ta'ala  Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai Samba Server, sebuah perangkat lunak yang banyak digunakan dalam jaringan komputer.

    Pengertian Samba Server: Samba Server adalah sebuah perangkat lunak yang memungkinkan berbagi file dan printer antara komputer dengan sistem operasi yang berbeda, seperti antara Linux/Unix dan Windows. Samba menggunakan protokol SMB (Server Message Block) yang biasa digunakan oleh sistem operasi Windows untuk berbagi sumber daya dalam jaringan.

    • Kelebihan Samba Server:

    Interoperabilitas: Samba memungkinkan integrasi yang mulus antara sistem operasi Linux/Unix dan Windows dalam satu jaringan.

    Open Source: Samba adalah perangkat lunak open source, sehingga bebas digunakan dan dimodifikasi sesuai kebutuhan.

    Skalabilitas: Samba dapat digunakan mulai dari jaringan kecil hingga jaringan besar dengan banyak klien.

    Fleksibilitas: Dapat digunakan untuk berbagi file, printer, dan bahkan sebagai domain controller.


    • Kekurangan Samba Server:

    Kompleksitas Konfigurasi: Pengaturan dan konfigurasi Samba bisa jadi rumit, terutama untuk pengguna yang tidak terbiasa dengan sistem Linux.

    Keamanan: Samba harus dikonfigurasi dengan baik untuk mencegah celah keamanan, karena protokol SMB yang digunakan kadang rentan terhadap serangan.

    Performa: Dalam beberapa kasus, kinerja Samba dapat lebih lambat dibandingkan dengan solusi berbagi file lainnya, terutama dalam jaringan besar.

    Fungsi Samba Server: Samba Server berfungsi untuk memungkinkan berbagi file dan printer antara komputer dengan sistem operasi yang berbeda dalam satu jaringan. Selain itu, Samba juga dapat digunakan sebagai domain controller untuk mengelola otentikasi dan izin akses pengguna di jaringan.


    • Langkah-Langkah Konfigurasi File Server :

    1. Login ke debian sebagai root dan masukkan passwordnya.
    2. Lalu masukkan perintah "nano /etc/network/interfaces" untuk menyetting IP address. Jika sudah bisa kalian simpan dengan klik "CTRL S" dan "CTRL X"
    3. Lalu restart IP dengan perintah “/etc/init.d/networking restart”, kemudian cek IP kita apakah sudah berubah dengan perintah “ip ad

    4. Sebelum melakukan install samba, ganti dvd debian dari 2 menjadi 1, lalu ketikkan perintah "apt install samba" untuk menginstall Samba nya dan jika ada pertanyaan "y/n" ketik Y dan Enter.


    5. Untuk modify smb.conf kalian pilih "Tidak" karena kita akan mengetiknya dengan manual.



    6. Masukkan perintah "dpkg -l samba", lalu cek jika ada tulisan "ii samba" berarti berhasil terinstall. Lalu keluar kembali ke terminal dengan cara klik CTRL C.



    7. Lalu masuk ke direktori home dengan perintah "cd /home/"



    8. Lalu masukkan perintah "mkdir data" untuk membuat direktori file data nya dan ketik "ls" untuk mengecek file nya.


    9. Lalu masukkan perintah "chmod 777 data/"





    10. Ketikkan perintah "nano /etc/samba/smb.conf"untuk konfigurasi.



    11. Setelah masuk ke konfigurasi, scroll kebawah dan tuliskan konfigurasi pada bagian yang paling bawah seperti ini :
        [data]
        path = /home/data
        In Post Advertisement
        browseable = yes 
        writeable = yes
        guest ok= yes
        read only = yes 
        public = yes 



    12. Jika sudah konfigurasinya bisa kalian simpan dengan klik "CTRL S" dan "CTRL X",lalu enter dan restart dengan mengetikkan perintah "/etc/init.d/smbd restart".




    12. Lalu kalian masuk ke view network connection dan pilih ethernet yang dipilih diawal tadi. Lalu kalian konfigurasi IPv4 nya, untuk IP address nya kalian pakai IP baru sedangkan untuk Gateway nya kalian pakai IP Debian nya.


    13. Kemudian kalian ke CMD untuk ping ke IP Debian nya, jika berhasil akan seperti gambar dibawah.



    14. Kemudian akses file dari server dengan tekan tombol Windows+R, kemudian masukkan ip server Debian nya "\\211.20.24.7" dan klik OK.






    15. Lalu kalian masuk ke folder data nya dan kalian bisa buat file didalam folder data nya.

    16.  Lalu kalian kembali ke Debian untuk mengecek file yang ditambahkan dari client windows dengan perintah "cd /home/data" dan ketik "ls" lalu periksa file nya.




    CARA KONFIGURASI VPN DI DEBIAN

      CARA KONFIGURASI VPN PADA DEBIAN Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang Konfigura...